30 Mar 2014

Inspectorat Untuk lenanggguar

4 Hari Kunjungan Inspectorat
BY. JAKA WIHARJA (FT  LENANGGUAR)


        Sudah Hari ke 4 ini sejak tanggal  19 maret 2014 yang lalu Tim Audit Inspectorat yang terdiri atas Bapak Syarifudin dan kedua rekannya  Bapak Imam dan Bapak Syahid dari kabupaten Sumbawa berkunjung ke kecamatan Lenangguar.  Mereka memulai hari kunjungannya dengan mendatangi kantor kecamatan, setelah beberapa lama berkoordinasi dengan PJOK dan Bapak TAJUDDIN, SH selaku Camat Lenangguar kemudian mereka (Tim Inspectorat) didampingi PJOK Bapak Maswarang, SAP.lansung menuju UPK office.
Kedatangan mereka kami sambut dengan baik, dalam hal ini kami telah sampaikan untuk semua TPK untuk datang ke UPK office, untuk menyiapkan data data yang nantinya menjadi bahan bahan audit tentunya. Mulai dari dokumen perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan T.A 2013. begitu juga rekan pelaku di kecamatan tak kalah menyiapakan data data yang nantinya akan dilihat.
Telah kami memperkirakan tanpa harus bernostalgia lama lama dengan pertemuan ini, mereka lansung pada inti pertemuan yang jauh dari kata mesra ini. Mulai dari proses sampai auput yang dihasilkan mereka pertanyakan. Data data pendukung kegiatan TA 2013 mereka ingin diperlihatkan. Ouch….. gumam Ibu Titin Ketua UPK Lenangguar sedikit menggerutu namun Tak banyak kata tapi lansung menyiapkan data data UPK yang dibutuhkan.
Terjadi beberapa diskusi memberikan penjelasan tentang Proram PNPM-MPd  tak menumpulkan pertanyaan pertanyaan mereka…..tajam dan tambah tajam, seperti ketika FK lenangguar Bapak Abdul Wahab memberikan keterangan  soal dasar penentuan standar gaji UPK yang mereka minta. Walau sudah diberikan informasi tentang hal tersebut tapi masih mereka pertanyakan. Ini menjadi aneh ketika semua kecamatan mempunyai standar gaji yang sama sementara beban kerja pengelolaan dana berbeda gumam bapak Syarifudin memberikan pendapatnya dan menanyakan dasar penetapan standar gaji tersebut. Sedikit petikan diskusi tersebut menjadi sangat tajam dan tak santai di simak dihari pertama disela sela hujan yang tak bersahabat.

Hari kedua yang cukup cerah dan bersahabat menuntun kami mendampingi pengukuran di desa Lenangguar. Lokasi yang tidak jauh dari UPK office menjadi pilihan pertama mereka untuk memeriksa. Pengukuran kami mulai dari Hilir saluran yang di SPPB tercetak 557 m ini karena sangat dekat dengan UPK office. Setelah masuk ke pemukiman warga kampung yang kebetulan dilewati saluran Irigasi, Bapak Syahid menanyakan peruntukan pengembangan kegitan ini. Dengan Lugas Bapak Fikri TPK Lenangguar  yang kebetulan ikut mendampingi menujukkan Plat deuker yang tak jauh dari tempat lokasi kegiatan. Sesampai di Hulu Saluran selembar kertas dikeluarkan Bapak Syahid meminta bapak Fikri Untuk menandatangani. Saya Sempat berdebat perihal tanda tangan tersebut  namun mereka berkilah hanya meminta kesaksian bahwa telah melakukan pengukuran.

Tak selesai disitu hari kedua ini kami mendampingi TIM inspectorat berkunjung ke beberapa Kelompok SPP yang mereka anggap menjadi sebuah tada Tanya. Tingkat Colect menjadi acuan dasar penentuan kelompok pemeriksaan, tak luput juga Kelompok SPP yang secara program dianggap lancar menjadi incaran pertanyaan, Tingkat Pinjaman yang semakin Besar tiap tahunnya  menjadi dasar juga penetapan kelompok yang akan mereka periksa. Hal yang menjadi kritikan mereka tentang anggota angota Kelompok SPP ini “Jangan sampai dimanfaatkan oleh warga yang tak layak menerima SPP” ujar bapak Syarifudin berkomentar di Pukul 20:30 Wita ketika menyelesaikan kunjungan hari  kedua ini

Tak bedanya dengan Hari ke 3, kali ini Desa tatebal menjadi pilihan bapak Syarifudin dan rekan rekan. Letak Buin Balit yang menjadi lokasi pembangunan Checdam  yang jauh dari pemukiman tak menyurutkan langkah kami, walau jalan kaki 3 km yang kami tempuh tak terasa berat untuk kami ikut mendampingi pengukuran di lokasi kegiatan. Tepat jam 10 pagi kami telah sampai di lokasi kegiatan, hamparan sawah yang telah menghijau oleh padi menjadi pemandangan yang menemani kami di perjalanan. Hal tersebut tak membuai mereka untuk berlama lama istirahat, seperti biasanya mereka mengukur lansung chekdam yang menghabiskan anggaran PNPM MPd T.A 2013 sebesar Rp.178.405.000.
Buin Balit salah satu daerah yang termasuk wilayah desa Tatebal merupakan daerah yang 70% areanya merupakan daerah pertanian dan perladangan. Posisinya yang berada didaerah perbukitan yang jangkauan dari sumber air sangat minim membuat daerah ini sangat kering ketika musim kemarau tiba. Tak pelak ini juga berbanding lurus dengan hasil pertanian dan perladangan yang tak memuaskan para petani disana.
Siangnya jam 14:00 Wita sepertinya cuaca kurang bersahabat, hujan yang terus membasahi desa Tatebal mengisyaratkan kami untuk berteduh disalah satu Kelompok SPP, tak beda jauh dengan acuan didesa Lenangguar  pemilihan kelompok SPP yang di periksa di desa Tatebal berdasarkan kategori yang sama.
Kami menuntaskan hari ke-3 ini di beberapa kelompok SPP di desa Ledang pada pukul 19:00 Wita dan akan melanjutkan untuk pengukuran kegiatan JUT di desa ledang ke esokan harinya.

Serba serbi cerita di hari terakhir yang ke 4 ini tak jauh beda dengan hari hari sebelumnya. Hari ini giliran JUT desa Ledang untuk diukur. Alhasil mereka merekomendasikan hal yang sama seperti rekomendasi dari Fastekab Beserta Infra  spesialis yang berkunjung beberapa hari yang lalu. Terkait pemeliharaan yang masih perlu dilakukan oleh TPK dan masyarakat pemanfaat JUT di Daerah Beong.
 Warna warni 4 hari ini memberi warna tersendiri dikecamatan kami. Adalah menjadi sebuah yang lumrah karena tumben mereka dikunjungi dan diperiksa seperti ini. Ketika ibu- ibu penerima SPP dan pelaku Desa maupun Kecamatan menjadi sedikit bertanya tanya dan menghela nafasnya dalam dalam, untuk setiap hal yang dipertanyakan kemereka. Dan Tepat jam 16:00 Wita Tim Inspectorat meminta  pamit, Terima kasih kami ucapkan, semoga ini menjadi tolak awal masyarakat Lenangguar kearah kesejahtraan seperti hajat Program PNPM-MPd.



12 Jan 2014

“BUIN BALIT” Siap digarap Petani (PEMBANGUNAN CHECK DAM DI DESA TATEBAL)



BY. JAKA WIHARJA (FT  LENANGGUAR)

Tampak Korprov didampingi Fastekab meninjau lokasi kegiatan chekdam.








“Tolong di cek dulu elevasi checkdam dengan lahan pertanian di sana, sepertinya posisi ketinggian dari checdam masih belum maksimal…..? Itulah sepenggal  masukan Bapak Ridho Makruf selaku KorProv NTB ketika berkunjung melakukan supervisi di lokasi pembangunan chekdam Buin balit didesa Tatebal dua bulan lalu.

Hal senada disampaikan Fastekab memberikan masukan masukan teknis dan memberikan RKTL percepatan pelaksanaan di lapangan, mengingat musim hujan akan segera tiba ujar beliau. Hal tersebut mendorong FT bersama kader teknis lansung melakuakan tinjauan elevasi chekdam, dimana sekiranya pemanfaatan bangunan nantinya sebagai sarana tampungan air bisa memberikan kontribusi yang maksimal di lahan pertanian dan ladang di Buin Balit.
Buin Balit salah satu daerah yang termasuk wilayah desa Tatebal merupakan daerah yang 70% areanya merupakan daerah pertanian dan perladangan. Posisinya yang berada didaerah perbukitan yang jangkauan dari sumber air sangat minim membuat daerah ini sangat kering ketika musim kemarau tiba. Tak pelak ini juga berbanding lurus dengan hasil pertanian dan perladangan yang tak memuaskan para petani disana.
Lewat beberapa tahapan proses PNPM MPd dan berdasarkan SPC tahun 2013 yang bersumber dari anggaran BLM PNPM-MPd tahun 2013  telah ditetapkan angaran untuk desa Tatebal sebesar Rp. 178.405.000 untuk pembangunan Chekdam sepanjang 15 m di Buin Balit dan sekaligus bisa menjawab persoalan yang ada. Memberi harapan dan menjawab persoalan mendasar di masyarakat, menyediakan lapangan kerja bagi si  miskin dan sekaligus menambah penghasilan bagi kelompok tani khususnya di desa Tatebal yang sebagian sawah ladang mereka ada di buin Balit.

Tampungan Air Berfungsi maksimal, memberi jawaban dan harapan bagi petani


Desember telah tiba…….. musim hujan menjadi sebuah anugrah… Senja kini berbuah harapan, dengan gagahnya memantulkan bayangan pepohonan diatas air, seolah memberikan jawaban dan gambaran buin balit kini. Air yang cukup melimpah bisa terlihat di senyum para petani di Buin Balet..Mereka telah siap mengolah lahan mereka yang lama tertidur. Buin Balet menjadi tempat yang subur untuk mereka garap. Terimakasih PNPM MPd ujar bapak Azis dan  bapak Saleh selaku angota BPD desa Tatebal.











KAMI MEMBUTUHKAN IRIGASI (Study Kasus Di Desa Telaga)


BY. JAKA WIHARJA (FT  LENANGGUAR)

Dari 4 desa yang ada di kecamatan lenangguar, desa Telaga akan mengusulkan pembangunan irigasi pada program PNPM MPd  tahun anggaran 2014 nanti. 
Hal ini terlihat dari hamparan sawah didaerah dusun teladan yang belum memadai sarana irigasinya. Menurut kadus setempat selaku pemamfaat juga mejelaskan lebih dari 75 Ha luas area persawahan yang produktif yang saluran irigasinya belum maksimal.





Tampak Masyarakat Dusun teladan, Kelompok tani dan pelaku desa Telaga sedang rembug bersama FT disalah satu gubuk sawah di areal persawahan  dusun Teladan
Dalam usulan proposal yang diajukan sepanjang 1500 m diharapkan mampu mengairi area perwahan ujar Raudatul salah satu pemanfaat.
Pada tanggal 26 Nopember 2013  kemarin kami turun bersama kelompok masyarakat mengadakan pengukuran bersama. Sumber pengairan dari sungai yang membentang dusun teladan telah terbendung oleh bangunan chekdam yang terbangun dari PNPM Mpd pada 2010 lalu.Bangunan irigasi seadanya dengan kondisi yang tak maksimal membuat aliran  air yang debitnya cukup besar dari sungai belum maksimal mengalirnya.
 Pengukuran itu melibatkan Pelaku desa, Masyarakat diwakilkan kelompok Tani, beserta kadus setempat. Walau   suasana hujan tidak mengendorkan niat mereka untuk melakukan pengukuran. Besarnya maanfat yang mereka dapatkan dan harapkan nantinya bisa terealisasi tahun depan.
Inilah salah satu tujuan dari program PNPM MPd, melibatkan masyarakat dari setiap proses menjadi tingkat keberhasilan program ini. Harapan nantinya mereka bisa termotifasi dan mandiri dalam perencanaan dan pelaksanaan. Dengan dana stimulant dari program dipastikan tujuan tersebut bisa maksimal hasilnya kelak.
Tampak Masyarakat Dusun teladan, walau hujan tak menyurutkan niat mereka dalam pengukuran irigasi di areal persawahan  dusun Teladan






11 Jan 2014

AUDIT SILANG SEBAGAI MEDIA BELAJAR PELAKU DESA (Study Kasus Di Desa Lenagguar)

BY. JAKA WIHARJA (FT  LENANGGUAR)



Pada hari sabtu tanggal 26 Oktober 2013 di kantor BPMD seperti  agenda tiap bulanannya diadakan rapat koordinasi. Yang salah satu hasil rakor ke 2 kabupaten tersebut bahwasanya akan diadakan Audit Silang. Pelaksanaan audit silang antar kecamatan di kabupaten Sumbawa  akan dimulai tangal 28 s/d 31 Oktober 2013. Sebagai Fokus audit silang internal antar kecamatan adalah:
v  Perencanaan
v  Pelaksanaan
v  Pengadaan Barang Dan Jasa
v  Keuangan BLM
v  Pelestarian kegiatan 2012
Untuk di Kecamatan Lenagguar pada tahun  2013 ini disepakati akan diaudit oleh pelaku pelaku dari kecamatan Orong Telu dan disepakati desa Lenagguar sebagai tuan rumah tempat audit tersebut. Sedangkan pelaku pelaku kecamatan Lenangguar akan mengaudit ke kecamatan Lunyuk.
  



Tampak Pelaku pelaku kecamatan Orong telu berkoordinasi dengan pelaku pelaku di kecamatan Leangguar

 Tim audit memulai auditnya ke lapangan di damping TPK di dusun Keramat. Memantau secara lansung hasil kerja dari pelaksanaan kegiatan Irigasi yang pemanfaatannya akan mengairi area ladang Jagung dan padi yang menjadi hasil terpenting dari pembangunan Irigasi tersebut.
Ireng sumanto sebagai wakil dari TPK  desa Lenangguar yang mendampingi Tim Audit  dari Kecamatan Orong telu menjelaskan bahwa panjang kegiatan Irigasi yang diusulkan tahun 2013 ke PNPM MPd berdasarkan SPC sepanjang 557 m yang pada progress pelaksanaannya telah mencapai 90 % yang tersebar dari dusun keramat sampai ke dusun karang Bima. Hal tersebut disampaikan beserta dokumen dokumen perancanaan sampai pelaksanaan kepada Tim Audit pada tanggal 31 Oktober 2013 kemarin.
Kemudian Tim audit yang didampingi FK dan FT kecamatan pun memeriksa administrasi pendukung. Dan dibarengi dengan beberapa pertanyaan dan diskusi terarah dari Tim Audit kepada TPK lenangguar.  Masukan masukan hasil temuan Tim Audit kemudian dipaparkan kepada TPK  yang kemudian nantinya akan ditanggapi oleh TPK.  Adapun catatan catatan yang terpenting yang berikan Tim Audit adalah tingkat Swadaya masyarakat dalam pelaksanaan harus ditingkatkan terus. Merubah pola pikir masyarakat agar menjadi sadar akan pentingnya pemeliharaan setelah MDST nantinya menjadi agenda penting yang harus terus didorong oleh pelaku desa lenangguar khususnya. Karena besar kecil manfaatnya sapras yang terbangun bisa berkelajutan itu tergantung dari masyarakat itu sendiri ujar ketua Tim Audit kecamatan Orong Telu menjelaskan. Membersihkan sedimentasi dan sampah dari saluran menjadi tanggung jawab bersama yang harus didukung segenap masyarakat.
Proses temuan dan memberikan masukan hasil audit ini merupakan tujuan dari audit silang, yang merupakan media belajar bersama yang nantinya akan menjadi tambahan ilmu bagi pelaku pelaku Tim Audit itu sendiri dan tentunya juga menjadi pembelajaran untuk melengkapi kekurangan kekurangan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Tampak Pelaku pelaku kecamatan Orong telu Meninajua Lokasi kegiatan Irigasi ke desa Lenangguar


PERAN AKTIF MASYARAKAT TATEBAL DALAM MONITORING KEGITAN DESA

BY. JAKA WIHARJA (FT  LENANGGUAR)


Serapan pendanaan Desa Tatebal pada bulan sepetember 2013 telah mencapai 40 %. Hal tersebut mendorong untuk segera di adakannya MDPJ I. Progress didesa Tatebal kegiatan dari desa desa di kecamatan Lenangguar pada tahun 2013 ini walaupun terbilang lambat, tidak membuat proses MDPJ I  terganggu. Yang pada akahirnya bisa diadakan pada minggu pertama bulan Oktober 2013.


Peran Aktif Kepala Desa Bapak M. Jabar dalam mendorong percepatan progress kegiatan menggugah keaktifan  masyarakat. Ini terlihat dari proses MDPJ I yang difasilitasi oleh FD menuai banyak perhatian masyarakat.
FD mendampingi TPK dalam memberikan Pertangung Jawaban 40% didengarkan secara seksama oleh para wakil masyarakat.

   
Dimulai dengan sambutan Kepala Desa dilanjutkan dengan sambutan FK dan FT menyampaikan agenda pertemuan serta maksud dan tujuan acara tersebut diadakan.
Selanjutnya pada penyampaian TPK memberikan informasi dan laporan kegiatan yang merupakan serapan pendanaan 40% yang telah masuk desa Tatebal pada tahun 2013.
Berdasarkan SPC tahun 2013 yang bersumber dari anggaran BLM PNPM-MPd tahun 2013  telah ditetapkan angaran untuk desa Tatebal sebesar Rp. 178.405.000 untuk pembangunan Chekdam sepanjang 15 m dan Rp.28.422.000 diperuntukan bagi kegiatan SPP regular yang terserap di 3 kelompok SPP yaitu dengan rincian:
1.    Rp.12.632.000 untuk Kelompok Cahaya Hati
2.    Rp. 7.895.000 untuk Kelompok Wanita Tani
3.    Rp. 7.895.000 untuk Kelompok Putri Rate
Adapun penarikan dana SPP tersebut telah dicairkan dari UPK pada bulan April lalu sedangkan untuk kegiatan pembangunan Chekdam sepanjang 15 m baru dilakukan 2 kali pengajuan RPD pencairan sebesar Rp. 53.890.000. yang dimana untuk kemajuan Fisik sebesar 45 %. Secara gamblang telah disampaikan oleh sekretaris TPK tentang pemanfaatan dana yang mereka kelola. Yang kemudian ditindak lanjuti oleh penyampaian beberapa hal teknis oleh Bapak Mulyono selaku Ketua TPK desa tatebal yang nantinya informasi tersebut akan di tempel di papan papan informasi sesuai dengan hajat program sebagai media transpransi.
Hal ini senada dengan harapan  Masyarakat pemafaat kegiatan Bapak H. Hamzah secara seksama menyampaikan tanggapannya. Hal hal yang menyangkut program PNPM MPd, harus tersosialisasikan dengan baik, artinya baik hasil pelaporan pada hari ini,  papan kegiatan,  papan proyek dan papan informasi harus bisa menjelaskan secara luas tentang program ujarnya secara lugas. Yang nantinya masyarakat awam pun dapat melihat, memahami dan memantau pelaksanaan kegiatan tersebut.
Masukan masukan tersebut kemudian menjadi catatan bagi TPK untuk segera menindak lanjutinya. Terlebih setelah ditanggapi oleh bapak Azis dan  bapak Saleh selaku angota BPD desa Tatebal agar pelaporan pada Proses MDPJ I ini harus selaras dengan kemajuan Fisik dilapangan. Hal ini mendorong BPD memberikan beberapa catatan kepada TPK sebelum di terimanya laporan MDPJ I ini, diharapakan agar dapat secara bersama sama untuk memantau kegiatan lasung dilokasi kegiatan, mensertifikasi volume dan hal hal yang telah dikerjakan TPK, sehingga bisa diketahui apakah laporan  telah sesuai dan balance dengan kegiatan yang ada.
Acara pun ditutup selanjutnya Bersama FT dan PL ikut mendampingi Tim Monitoring dalam hal ini BPD dan wakil masyarakat menindak lanjuti hasil laporan TPK ke lokasi kegiatan Chekdam di didaerah persawahan Buin Balet.









JEMBATAN LIMPAS DI TATEBAL BUKAN HARAPAN SEMATA….

BY. JAKA WIHARJA (FT  LENANGGUAR)
Sejak diluncurkannya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan tanggal 30 April 2007  Presiden Susilo Bambang Yudoyono  di Palu Sulawesi Tengah, dan masuknya program ini ke kecamatan Lenangguar sejak tahun 2009. Memberi harapan dan menjawab persoalan mendasar di masyarakat yaitu menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat  miskin dan sekaligus menambah penghasilan bagi kelompok rakyat miskin. Harapan itu juga merupakan Harapan masyarakat Desa Tatebal hususnya di Kecamatan Lenangguar.


"Kelompok ojek kuda membawa hasil sawah dengan menyebrang sungai, dimana pada musim hujan hal tersebut tidak bisa"

 Sebelum tahun 2011 masyarakat  Tatebal terbiasa membawa hasil panen mereka dari sawah, melewati beberapa sungai yang terkadang tidak bersahabat dengan mereka.
Terlebih pada musim musim hujan,masyarakat tak kuasa melihat kuda kuda menyebrang sungai,dan bisanya penduduk menunggu aliran sungai surut baru melanjutkan aktifitasnya. Kalaupun  harus terpaksa mereka harus mebayar lebih kepada kelompok ojek kuda untuk menyebrang  sungai, Hasil panen mereka akan berkurang untuk mebayar  itu, sementara hasil sawah mereka tak seberapa.
Sungai yang jernih sepanjang jalan,hamparan ladan dan sawah ,keaneka ragaman pohon, kebun kopi,kebun cokelat, semak belukar menjadi hal yang wajar kita jumpai didesa Tatebal. Tidak mengherankan hampir 80%  penduduk dan 581 orang pemamfaat lansung desa Tatebal bermata pencaharian di ladang dan sawah,sehingga ketersediaan jasa angkut ojek kuda sangat dibutuhkan. Seperti halnya kebanyakan desa desa di kabupaten Sumbawa dan khususnya di kecamatan Lenangguar akses dan sarana prasarana area persawahan masih sangat sedikit dan begitu jauh dari jalan umumnya. Sehingga keberadaan ojek kuda menjadi sebuah pilihan masyarakat untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lewat MAD , secara sepontan masyarakat Tatebal meproiritaskan pembangunan Jembatan Limpas, dengan harapan ketika musim hujan mereka tidak harus menunggu air surut baru menyeberang sungai membawa hasil ladang dan sawah mereka yang tak seberapa Hal ini dapat dilihat dari antusiasme masyarakat dan Kepala Desa  dalam mempertahan usulan tersebut sampai ketingkat Kecamatan melalui MAD perengkingan sesuai dengan PTO PNPM -  MP. Maka untuk mengawali proses kegiatan ini diadakanlah koordinasi antara Pelaku pelaku Kecamatan dan Desa dengan Fasilitator PNPM MP bersama Masyarakat mendorong terealisasinya program ini. 
Masyarakat bahu membahu mengumpulkan batu, pasir, sebagai nilai swadaya dari masyarakat. Dan secara bergotong royong membatu pengerjaan kegiatan tersebut.


Akhirnya kegiatan Pelaksanaan Pembangunan Jembatan Limpas bisa terealisasikan pada tahun 2012.  Harapan masyarakat desa Tatebal selama ini telah terjawab. Jembatan Limpas dengan anggaran Rp. 250.914.000,sebagai sarana penunjang ketika harus menyebrang  di musim hujan sekalipun tidak menjadi masalah.
"Tampak PL memantau hasil pembangunan jembatan Limpas"





1 Jan 2014

KERINDUAN MASYARAKAT PENGENGAT AKAN SARANA AIR BERSIH


 
(oleh Ass.FT Pujut Jaka wiharja)







Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan sudah dikenal masyarakat Pujut sejak tahun 2003 yang kenal dengan nama Program Pengembangan Kecamatan (PPK).PPK merupakan Program Pemerintah yang menjawab persoalan mendasar di masyarakat yaitu menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat  miskin dan sekaligus menambah penghasilan bagi kelompok rakyat miskin (penanggulangan kemiskinan). Seiring dengan keberhasilan program ini maka pada tanggal 30 April 2007  Presiden Susilo Bambang Yudoyono  meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan ( PNPM – MP ) di Palu Sulawesi Tengah.
Dampak eksternalitas program ini cukup besar bagi masyarakat Indonesia termasuk Kecamatan Pujut  sebagai salah satu wilayah sasaran  program. Kecamatan pujut merupakan Kecamatan terluas di Kabupaten Lombok Tengah yang terdiri dari 16 Desa dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Lombok Barat di sebelah Barat Selatan dan Kabupaten Lombok Timur di sebelah Timur Selatan.
Harapan masyarakat pujut terhadap program semakin terasa dengan banyaknya sarana dan prasarana  yang terbangun mulai dari Prasarana jalan, gedung posyandu gedung sekolah Taman Kanak – Kanak dan Sarana Air Bersih yang menjadi impian masyarakat Desa Pengengat. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme masyarakat dan Kepala Desa pengangat dalam mempertahan usulan tersebut sampai ketingkat Kecamatan melalui MAD perengkingan sesuai dengan PTO PNPM -  MP.Pada saat penggalian gagasan yang dilakukan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Desa Pengengat Amaq Kalimudin menceritakan keluhan dari seorang Inaq uyun ( Ibu)  yang sedang mengambil air di sebuah buwun ( sumur)  yang cukup jauh dari tempat tinggalnya menyampaikan keinginannya “ Pengadonka aik siak kaden  rapet taok”ta bait aik (dialek pujut) yang artinya dia meminta supaya bagaimana caranya supaya air dapat didekatkan dengan mereka yang membutuhkan air. Dengan  menirukan ungkapan dari inaq uyun di dengan dialek khasnya pujut sehingga memunculkan usulan penyediaan sarana air bersih di desa pengengat yang diputuskan melalui musrenbangdes desa pengangat tahun 2010.    Mengingat letak geografis desa pengengat  yang cukup tandus dan berbatuan  maka  y cukup alasan bagi Kepala Desa untuk melanjutkan kegiatan ini.  Agar semua kegiatan dapat berjalan  dengan sesuai dengan harapan masyarakat pengengat perlu diadakan kajian lebih mendalam tentang potensi air bawah tanah yang ada di desa pengengat. Maka untuk mengawali proses kegiatan ini diadakanlah koordinasi antara FT, PJOK dan Fastekab PNPM MP Kabupaten Lombok Tengah  agar mengadakan tes geometric terlebih dahulu untuk mengetahui potensi air bawah tanah yang ada di pengengat agar usulan tersebut tidak menjadi sia – sia.  Dengan kerja keras  Kepala Desa Pengngat bersama Masyarakat , FT, Fastekab dan dinas pertambangan Lombok tengah melakukan tes geomerik pada bulan agustus 2011 dan Alhamdulillah ditemukan di kedalaman 50 – 60 m terdapat potensi air bawah ta nah yang bisa dimanfaatkan untuk sarana air bersih dengan melakukan pengeboran terlebih dahulu.Akhirnya kegiatan penyediaan sarana air bersih ini baru dapat dilaksanakan pada bulan agustus 2011 setelah mendapatkan data – data yang lengkap hasil  tes geometric dari dinas pertambangaan kabupaten Lombok tengah.Proses pengeboran dilaksanakan selama kurang lebih 40 hari hingga menemukan sumber air bawaqh tanag pada kedalaman 60 meter dengan debit air kurang lebih 3 liter perdetik setelah di adakan perhitungan debit air yang keluar dari mesin air yang gunakan untuk menguji kapasitas air yang tersedia selama kurang lebih 12 jam. Untuk memudahkan pelayananh terhadap air bersih bagi masyarakat maka dibangan 1 buah rumah piompa penyedot air, 1 buah bak penampung dan 4 buah bak bagi untuk pelayanan masyarakat di 4 dusun  wilayah desa pengengat sebagai sasaran awal dari program penyediaaan saran air bersih di desa pengngat dengan total biaya Rp 270.081.900,- dengan jumlah swadaya sebesar. Rp 25.000.000,- dalam bentuk penyediaan lahan dan tenaga kerja gotong royong.Akhirnya inaq uyun sejak akhir tahun 2011 dapat menikmati air bersih tanpa harus pergi jauh jauh dari rumahnya.